Misalkan tim Anda sudah semangat dan siap membudayakan inovasi, lalu apa selanjutnya? Bagaimana Anda sebagai leader dapat menjadikan semangat tersebut menjadi kebiasaan atau aktivitas yang positif sehingga mulai terbentuklah budaya inovasi yang diinginkan? Selain itu, bagaimana kita membuat prosesnya semulus mungkin sehingga semangatnya terjaga?
Banyak sekali leader gagal menerapkan budaya inovasi dalam timnya karena mereka tidak bisa dengan cepat menjadikan semangat inovasi mereka menjadi inovasi yang riil. Inovasi yang riil perlu segera dihasilkan agar tim merasa ‘Wah ternyata kita bisa loh berinovasi’ selagi semangat mereka masih tinggi, sehingga mereka siap membudayakan inovasi lebih lanjut. Banyak leader tidak berhasil melakukan ini karena cara mereka melihat perubahan yang bisa dibilang kurang praktis. Menggunakan analogi yang digunakan pakar change Torben Rick, mereka melihat perubahan seperti ‘ikan paus’ dibanding ‘lumba-lumba’.
Ikan lumba-lumba sering muncul ke permukaan untuk bernafas karena mereka menghirup udaranya sedikit-sedikit saja, sehingga effort untuk setiap nafasnya kecil. Sedangkan kalau ikan paus sekali nafas lama dan menghirup banyak sekali udara untuk kemudian menyelam lama dalam laut. Sehingga effort untuk setiap kali mereka nafas sangat besar. Maka dari itu, Rick mengatakan ‘Change should be like Dolphins, instead of Whales’, artinya suatu perubahan besar sebaiknya dipecah menjadi langkah-langkah pendek yang mana effort setiap langkahnya kecil seperti nafas ikan lumba-lumba. Tujuannya agar karyawan dapat melakukan perubahannya sedikit demi sedikit dengan lebih mudah, sehingga lama-lama mereka melihat perubahan sebagai realita yang sangat mungkin untuk terjadi.
Kembali dalam konteks inovasi, banyak leader yang masih melihat pengadopsian budaya inovasi sebagai ikan paus, yang mana mereka meminta tim untuk melakukan inovasi yang besar dengan budaya inovasi barunya. Karena target inovasinya terlalu besar, seperti suatu transformasi yang disruptif, lama-lama mereka merasa tidak bisa menghasilkan inovasi apa pun dalam waktu singkat dan akhirnya menyerah dengan inovasi, merasa bahwa inovasi terlalu sulit untuk mereka. Jadinya semangat inovasi hanya kencang di awal tetapi tidak berhasil berkembang menjadi budaya. Apa bedanya dengan mereka yang melihat perubahan sebagai lumba-lumba?
Mereka yang melihat perubahan sebagai lumba-lumba biasanya berhasil menerapkan budaya inovasi karena mereka menggunakan pendekatan yang disebut Dr. Ken Hudson sebagai ‘small wins innovation’. Konsep dari small wins innovation ini adalah mencapai kemenangan-kemenangan yang kecil tetapi bermakna melalui inovasi-inovasi kecil. Inovasi yang ditargetkan sebaiknya sekecil mungkin sehingga tim dapat merealisasikannya dengan upaya yang rendah seperti nafas lumba-lumba. Setelah beberapa kali sukses melakukan inovasi, walaupun kecil, kemungkinan besar mereka akan merasa teryakinkan dengan efektivitas budaya inovasi baru ini sehingga siap untuk lanjut mempraktikkan budaya inovasinya dengan lebih intens.
Seperti apa small wins? Small wins bisa berasal dari permasalahan atau kesempatan perbaikan sekecil apa pun yang ada di keseharian. Contohnya ‘bagaimana kita bisa meningkatkan kepuasan customer sebesar 1% dalam 30 hari ke depan?’ atau ‘bagaimana kita bisa mengurangi waktu mengantri sebesar 5 menit?’ Jadi ketika Anda memilih target atau projek inovasi pertama untuk tim, ingatlah tidak ada permasalahan yang terlalu kecil, yang penting mereka mampu merasakan kesuksesan berinovasi.
Kesimpulannya, cara terbaik untuk memulai budaya inovasi adalah membuat tim sadar sendiri bahwa karena budaya tersebut mereka merasa, ‘saya beneran menjadi semakin inovatif kok’, dan ini dibuktikan melalui small wins innovation mereka. Dengan perasaan positif seperti ini, Anda bisa melanjutkan program budaya inovasi dengan lebih mudah.
Comments