Anda tentu tahu Tupperware. Perusahaan yang membuat produk-produk plastik ikonik yang menjadi incaran emak-emak ini terancam bangkrut. Setelah mengalami kesulitan keuangan selama beberapa tahun terakhir, Tupperware sekarang mengalami kesulitan pendanaan.
Pertanyaannya, mengapa perusahaan yang sudah berdiri dari tahun 1946 ini gagal bertumbuh? Padahal Tupperware begitu sukses pada beberapa tahun lalu. Dalam artikel ini, kita akan mengulas mengapa Tupperware terancam bangkrut. Dan tiga pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah Tupperware.
Sejarah Tupperware
Tupperware Corporation adalah perusahaan multinasional yang bermarkas di Amerika Serikat yang terkenal dengan produk peralatan dapur seperti wadah penyimpanan makanan dan minuman yang terbuat dari plastik tahan lama. Perusahaan ini didirikan oleh Earl Tupper pada tahun 1946 dan berawal dari keinginannya untuk membuat produk yang tahan lama dan mudah digunakan.
Earl Tupper memulai karirnya sebagai seorang salesman dan kemudian bekerja di industri plastik. Pada tahun 1946, dia mendirikan perusahaannya sendiri dan memulai produksi wadah penyimpanan plastik dengan teknologi khusus yang disebut "burping seal". Teknologi ini memungkinkan udara keluar dari wadah saat penutupnya tertutup rapat, sehingga makanan bisa disimpan lebih lama.
Tupperware mendapatkan popularitas yang besar pada tahun 1950-an dan 1960-an melalui sistem pemasarannya yang unik, yaitu melalui "Tupperware Parties". Dalam acara ini, para konsultan menjual produk Tupperware langsung kepada konsumen di rumah-rumah dengan cara melakukan demonstrasi penggunaan produk dan memberikan tips dan trik dalam penggunaannya. Metode ini terbukti sangat sukses dan memungkinkan Tupperware untuk memasarkan produknya secara luas di seluruh dunia.
Seiring dengan itu, Tupperware juga telah meraih beberapa penghargaan dan pengakuan dari media dan jurnal bisnis terkemuka. Sebagai contoh, majalah Forbes menyebut Tupperware sebagai salah satu dari "Perusahaan Terbaik untuk Wanita" selama beberapa tahun terakhir. Forbes juga menempatkan Tupperware di peringkat ke-23 dalam daftar "Perusahaan Multinasional Terbaik di Dunia" pada tahun 2020.
Tidak hanya itu, Tupperware juga meraih pengakuan dari lembaga riset pasar terkemuka seperti Euromonitor International. Dalam laporan pasar terbaru mereka, Euromonitor menyatakan bahwa Tupperware adalah pemimpin pasar global untuk wadah makanan dan minuman, dengan pangsa pasar sebesar 7,6 persen pada tahun 2019.
Selain itu, Tupperware juga dikenal sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan sosial. Perusahaan ini telah menerapkan beberapa inisiatif hijau, seperti mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produk mereka dan mengurangi emisi karbon di seluruh rantai pasokan mereka. Tupperware juga terus mendukung kampanye dan program sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.
Strategi Tupperware
Tupperware telah menjadi salah satu merek peralatan dapur yang paling dikenal dan sukses di seluruh dunia. Ada beberapa faktor kunci yang telah memungkinkan Tupperware mencapai kesuksesan ini, dan berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Fokus pada Kualitas dan Inovasi Produk
Tupperware telah mempertahankan fokus yang konsisten pada kualitas dan inovasi produknya. Perusahaan ini terus mengembangkan produk-produk baru yang memenuhi kebutuhan konsumen dan menawarkan solusi unik untuk masalah sehari-hari. Tupperware juga terus memperkenalkan fitur-fitur baru yang membuat produknya semakin mudah digunakan dan lebih tahan lama.
Baca juga: Bagaimana Cara Melakukan Inovasi?
2. Ekspansi Global yang Cermat
Tupperware memulai ekspansi globalnya pada tahun 1960-an, dan perusahaan ini telah melakukan ekspansi yang cermat dan strategis ke berbagai negara di seluruh dunia. Tupperware telah mengadaptasi strategi pemasaran dan penjualan mereka sesuai dengan pasar lokal dan membangun hubungan jangka panjang dengan para mitra bisnis mereka di seluruh dunia.
3. Diversifikasi Bisnis
Tupperware juga telah berhasil melakukan diversifikasi bisnis dengan memperluas jangkauan produk mereka ke bidang-bidang lain seperti peralatan masak, produk kecantikan, dan perlengkapan bayi. Hal ini telah membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang selama beberapa dekade terakhir.
Mengapa Tupperware Populer di Indonesia
Tupperware telah menjadi brand yang sangat populer di Indonesia selama beberapa dekade. Tupperware dikenal karena produknya yang tahan lama dan berkualitas tinggi. Produk Tupperware terbuat dari bahan plastik berteknologi tinggi yang aman dan tahan lama, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Produk Tupperware juga dirancang secara ergonomis dan mudah digunakan.
Selain itu, Tupperware telah memiliki jaringan pemasaran yang kuat dan terorganisir di Indonesia sejak awal tahun 1990-an. Perusahaan ini telah melakukan pemasaran langsung dan penjualan dari rumah ke rumah, dan merekrut ribuan agen penjualan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, produk Tupperware menjadi lebih mudah diakses oleh konsumen Indonesia.
Penyebab Bangkrutnya Tupperware
Setelah pandemi, ternyata Tupperware dihadapkan pada ancaman bangkrut dan potensi PHK massal karyawan. Kabar buruk ini muncul setelah perusahaan mengalami beberapa tahun dengan kinerja finansial yang menurun dan persaingan yang semakin ketat di pasar. Tupperware melaporkan penurunan pendapatan sebesar 7% pada tahun lalu dan menghadapi masalah di beberapa pasar utama seperti Amerika Serikat, Brazil, dan China. Selain itu, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi bisnis Tupperware dengan adanya penurunan permintaan karena konsumen beralih ke opsi makanan dan minuman yang lebih hemat biaya.
Tidak hanya itu, Tupperware juga dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat di pasar dengan hadirnya merek-merek baru yang menawarkan produk serupa dengan harga yang lebih murah. Perusahaan telah mencoba untuk melakukan diversifikasi bisnis dengan memperkenalkan produk kecantikan dan peralatan bayi, namun hingga saat ini belum mampu mengimbangi penurunan pendapatan dari bisnis intinya.
3 Pelajaran Penting dari Gagalnya Tupperware
Dari fenomena Tupperware yang terancam bangkrut, kita dapat memetik pelajaran untuk diaplikasikan di dalam bisnis. Pertama, Tupperware gagal beradaptasi dengan baik terhadap perubahan pasar dan tren konsumen. Perusahaan ini kurang responsif terhadap pasar yang selalu berubah dan tidak melakukan inovasi produk yang cukup untuk mempertahankan posisinya di pasar. Sebagai akibatnya, mereka kehilangan pelanggan setia dan kehilangan posisi yang pernah mereka kuasai di pasar.
Kedua, Tupperware gagal dalam branding produk mereka secara efektif. Mereka kehilangan relevansi merek mereka dan gagal menciptakan citra merek yang menarik bagi konsumen. Karena itu, merek Tupperware dianggap ketinggalan zaman dan tidak memiliki daya tarik bagi konsumen yang lebih muda.
Ketiga, Tupperware gagal dalam memperluas bisnis mereka secara efektif. Meskipun mereka mencoba untuk mengembangkan produk baru, seperti produk kecantikan dan peralatan bayi, usaha ini belum cukup untuk mengimbangi penurunan pendapatan dari bisnis inti mereka. Mereka gagal dalam memperluas portofolio produk mereka dan mempertahankan konsumen setia mereka.
Pada akhirnya, inovasi menjadi suatu keharusan bagi perusahaan. Tanpa itu, bahkan dalam posisinya yang berjaya, perusahaan bisa terancam bangkrut. Ketika perusahaan berinovasi, mereka dapat mengembangkan produk atau layanan baru, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Selain itu, inovasi juga dapat membantu perusahaan menemukan peluang baru di pasar atau industri yang sebelumnya tidak terlihat. Dengan berinovasi, perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan membedakan diri dari pesaing mereka, sehingga memperkuat posisi mereka di pasar dan meningkatkan keuntungan mereka.
Penting untuk dicatat bahwa inovasi bukan hanya tentang mengembangkan produk atau layanan baru, tetapi juga tentang mengubah cara perusahaan beroperasi dan berpikir. Inovasi dapat memacu pertumbuhan dan memastikan kelangsungan hidup perusahaan di masa depan.
Untuk menumbuhkan inovasi di perusahaan, Anda dapat bekerjasama dengan CIAS. CIAS adalah sebuah hands-on consulting firm dengan misi untuk memampukan talenta perusahaan merancang, mengembangkan, dan menerapkan inovasi untuk mendorong kinerja bisnis melalui berbagai program.
Ikuti artikel CIAS untuk mendapatkan informasi mengenai strategi dan inovasi dalam dunia bisnis. Informasi implementasi inovasi di perusahaan, klik di sini.
コメント