top of page
  • Writer's pictureCIAS

Agile vs Waterfall

Updated: Dec 5, 2021

Saat memulai sebuah projek, pertanyaan pertama adalah metode apa yang akan Anda dan tim gunakan? Ada banyak metode pengembangan projek yang bisa Anda terapkan. Dua metode yang paling populer adalah metode Agile dan Waterfall. Lalu, apakah yang membedakan kedua metode ini?


Mengenal Metode Agile dan Waterfall


Pemilihan metode yang akan digunakan dalam sebuah projek adalah bagian terpenting dari sebuah projek. Metode yang tepat akan memberikan keuntunngan bagi Anda dan perusahaan maupun untuk client. Metode yang tepat juga dapat membantu Anda menghemat biaya yang dikeluarkan dan resource yang digunakan.


Metode Waterfall pada dasarnya adalah model tradisional dalam pengembangan sistem. Metode ini diambil dari metode umum yang biasa digunakan pada industri manufaktur dan konstruksi. Saat diterapkan dalam projek pengembangan software, metode waterfall menerapkan proses yang linear dan mengalir seperti air terjun. Karena itu, Anda tidak bisa melompat dari satu tahap ke tahap lain jika tahap sebelumnya belum selesai.


Sedangkan metode Agile menitikberatkan pengembangan software pada individu, hasil, kolaborasi, serta respon fleksibel atas perubahan yang terjadi. Dalam metode agile, sebuah projek dipecah menjadi tahapan-tahapan kecil dalam time frame yang singkat dan berulang seperti siklus. Setiap fase memiliki software development life cycle (SDLC) masing-masing. Setelah beberapa kali perputaran siklus, maka sebuah produk baru atau produk yang lebih sempurna akan dihasilkan.


Perbedaan Agile dan Waterfall


Baik metode Agile maupun Waterfall memiliki keunggulan masing-masing untuk menghasilkan software dengan kualitas terbaik. Karena itu, Anda perlu mengetahui apa saja perbedaan antara metode Agile dengan metode Waterfall. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi Anda dan tim untuk menentukan metode mana yang dibutuhkan oleh projek yang Anda jalankan.


Berikut ini adalah beberapa perbedaan mendasar antara metode Agile dengan Waterfall:


1. Metode Agile memiliki pendekatan incremental dan iteratif, sedangkan Waterfall memiliki pendekatan linear dan runut.


2. Metode Agile memecah project dalam siklus pendek, sedangkan Waterfall membagi projek menjadi fase yang berurutan.


3. Metode Agile dapat menyelesaikan beberapa projek kecil bersamaan, sedangkan Waterfall membantu menyelesaikan satu projek dalam satu waktu.



4. Metode Agile berfokus pada kepuasan pelanggan, sedangkan Waterfall berfokus pada keberhasilan produk.


5. Metode Agile memerlukan persiapan requirement sepanjang projek, sedangkan Waterfall hanya mempersiapkan requirement di awal projek.


6. Metode Agile memungkinkan requirement projek berubah kapan saja, sedangkan Waterfall menghindari perubahan jika projek sudah dimulai.


7. Metode Agile memungkinkan tes dilakukan kapan saja, sedangkan Waterfall hanya melakukan tes di akhir fase build.


8. Tim penguji dalam metode Agile dapat berperan dalam perubahan requirement, sedangkan tim penguji dalam metode Waterfall tidak dilibatkan dalam perubahan requirement.


9. Metode Agile memungkinkan setiap anggota tim terlibat tanpa adanya projek manajer yang berdedikasi, sedangkan metode Waterfall membutuhkan projek manajer sebagai tokoh penting dalam setiap fase.


Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall

Metode Waterfall memiliki penekanan kerja pada perencanaan, jadwal, deadline, serta implementasi dari keseluruhan sistem yang dijalankan. Karena itu, metode ini membutuhkan kontrol ketat dengan adanya dokumentasi tertulis.


Kelebihan Metode Waterfall

1. Cenderung mudah dipahami dan mudah digunakan

2. Requirement sistem stabil dan tidak berubah-ubah

3. Memiliki manajemen kontrol yang baik

4. Cocok untuk projek yang mengutamakan kualitas dibandingkan biaya dan jadwal/deadline


Kekurangan Metode Waterfall

1. Requirement sistem harus diketahui seluruhnya sejak awal

2. Integrasi hanya dilakukan di akhir sistem sekaligus

3. Pengujian hanya dilakukan di akhir fase atau bahkan di akhir projek

4. Membutuhkan waktu yang panjang meskipun projek tidak terlalu besar

5. Perubahan requirement memberikan dampak ke seluruh pelaksanaan proses



Kelebihan dan Kekurangan Metode Agile

Metode Agile memiliki basis model iteratif dan incremental. Karena itu, interaksi antara client dan developer sangat menentukan langkah berikutnya dalam projek. Sejalan dengan hal tersebut, perubahan requirement menjadi hal yang lazim sehingga desain dan implementasi projek dalam metode Agile cenderung disusun secara sederhana.


Kelebihan Metode Agile

1. Proses iteratif dan incremental

2. Perubahan requirement bisa dilakukan sewaktu-waktu

3. Pelacakan requirement dilakukan dengan melihat backlog produk

4. User terlibat secara aktif

5. Produk bisa rilis lebih cepat dan berkala, perilisan fungsi dilakukan di setiap akhir iterasi

6. Pengujian bisa dilakukan setiap saat

7. Kecepatan kerja tim bisa dipertahankan

8. Keberhasilan dan kegagalan projek bisa direview langsung oleh tim

9. Projek dibangun antar tim dan setiap tim bisa mengorganisasikan dirinya sendiri


Kekurangan Metode Agile

1. Interaksi yang berlebihan antara developer dengan client

2. Sulit diterapkan dalam projek skala besar

3. Waktu perencanaan projek cenderung singkat

4. Dibutuhkan manajemen tim yang sudah terlatih


Lebih Baik Agile atau Waterfall?

Mana yang lebih baik di antara metode Agile dan Waterfall? Menjawab pertanyaan ini tentu saja tidak mudah. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda menentukan bahwa satu metode lebih baik dari metode lainnya.


Secara sederhana, ada tiga aspek utama yang bisa Anda pertimbangkan, yaitu tahap analisis, waktu pelaksanaan projek, dan biaya yang dikeluarkan. Tahap analisis pada metode Waterfall dilakukan setelah inisialisasi projek. Pada saat itu, semua kebutuhan sistem dari client telah dikumpulkan. Kemudian, sistem analis akan menganalisa projek sebelum fase berikutnya dimulai. Hasil dari analisa ini adalah kebutuhan sistem yang sifatnya cenderung statis.


Sedangkan pada metode Agile, tahap analisis dilakukan pada permulaan projek. Meskipun begitu, hasil analisis tersebut masih bisa mengalami perubahan jika dibutuhkan. Tidak jarang, tahap analisis juga dilakukan pada setiap iterasi. Analisis di tahap ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis fungsi tertentu secara spesifik.



Waktu pelaksanaan projek pada metode Waterfall cenderung lebih lama dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan pada metode Agile. Hal ini karena metode Agile menerapkan prinsip rilis berkala dengan hasil yang semakin sempurna dari satu rilis ke rilis berikutnya.


Biaya projek biasanya akan sejalan dengan waktu yang dibutuhkan. Semakin lama projek dijalankan, maka biaya yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, Anda bisa menentukan metode mana yang dibutuhkan untuk projek yang Anda jalankan. Menyesuaikan metode yang digunakan dengan kebutuhan projek dapat membantu Anda mendapatkan hasil yang lebih optimal.



640 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page