top of page

Empat Cara Mengukur Efektifitas Automasi

Updated: Mar 12, 2021

Ketika Anda telah mampu mengidentifikasi proses yang tepat untuk diotomatiskan, dan telah memutuskan untuk mengimplementasikan automasi ke dalam proses-proses tersebut. Bagaimana nantinya Anda tahu bahwa implementasi automasi ini sukes sesuai harapan? Ada pengukuran-pengukuran yang perlu dilakukan, Apa saja itu? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.


Tolak ukur yang kita tentukan untuk efektifitas automasi nantinya juga bisa menjadi panduan atau pilar kita dalam membangun dan mengembangkan automasi di perusahaan. Bagaimana tidak, karena dengan menentukan tolak ukur di awal, nantinya dalam setiap langkah yang Anda dan tim lakukan akan selalu mendekatkan solusi Anda ini menuju pencapaian ukuran tersebut, ketika solusi sudah diimplementasikan Anda mendapatkan data terkait seberapa efektif dampak dari implementasi ini dan juga nantinya bisa melakukan improvement agar lebih baik lagi dan lebih berdampak.

chart untuk mengukur efektifitas automasi sehingga menaikan profit perusahaan

Ada 4 ukuran yang bisa diterapkan;


Yang pertama adalah operational metrics. Di mana dalam operational metrics ini pengukuran dilakukan pada proses nya. Produktifitas, seberapa besar output yang dihasilkan, efesiensi; berhubungan dengan processing time, seberapa cepat dilakukan; kualitas yang dihasilkan dari proses tersebut teerumasuk di dalamnya ada akurasi dan kesesuaian dengan kebijakan peerusahaan.  Misal, dulu sebelum adanya automasi, pekerjaan tersebut diselesaikan oleh 2 orang dalam waktu 2 jam dan dari 10 pekerjaan, 3 di antaranya memerlukan revisi karena adanya kesalahan. Sementara setelah dimplementasikan automasi, maka pekerjaan yang sama cukup dilakukan oleh robot, dalam waktu 15 menit, dan dari 10 pekerjaan tidak ada kesalahan didalamnya.

Yang kedua adalah worker metrics. Sebuah pengukuran yang berfokus kepada sisi tenaga kerjanya. Seberapa banyak tenaga kerja yang bisa dialokasikan, berapa waktu yang dihemat oleh karyawan dalam menjalankan perannya setelah adanya automasi ini sehingga karyawan bisa melakukan pekerjaan dengan nilai yang lebih tinggi lagi. Contohnya, ketika suatu pekerjaan belum diotomatiskan, misal dalam proses recruitment. Seorang recruiter harus melakukan screening kandidat, memilah-milah dokumen, menyimpan dokumen, memberi respon terhadap aplikasi kandidat, belum lagi hal-hal administratif lainnya seperti mengirimkan offering letter, mengirimkan memo ke IT untuk mempersiapkan kebutuhan karyawan baru dsb. Sementara ketika automasi dimplementasikan, seorang recruiter bisa lebih fokus mempersiapkan dan melakukan interview dengan lebih baik lagi sehingga mampu benar-benar mendapatkan kandidat yang terbaik.

Yang ketiga adalah financial metric. Jelas yang diukur terkait rupiah, atau sisi financial. Dari kedua metrics sebelumnya, tentu saja berdampak pada aspek finansial. Contohnya: Karena kualitas meningkat dan tidak diperlukan tambahan waktu untuk perbaikan sehingga produktivitas juga meningkat, maka berapa rupiah biaya yang dapat dihemat baik dihitung secara tahunan atau 3-5 tahunan, berapa lama payback periode atas investasi di automasi ini, berapa ROI dalam 3 tahunnya.

Yang keempat adalah strategic metrics. Pengukuran yang ditujukan pada aspek strategis perusahaan seperti alignment terhadap strategi transformasi digital yang perusahaan inisiasi, seberapa mampu automasi nantinya meng-enable perusahaan dalam mencapai business goals-nya, dan bagaimana automasi ini nantinya bisa membantu karyawan dalam pekerejaanya dan mengurangi tingkat turn-over.

Semoga dengan mengetahui dan menerapkan 4 metrics tersebut, implementasi automasi yang Anda lakukan bisa lebih berdampak dan terukur dengan baik.


Baca juga:



Recent Posts

See All
bottom of page