top of page

Keuntungan Menggunakan Design Thinking

Updated: Dec 7, 2021

Bagi sebagian orang, pertama kali berinovasi dengan Design Thinking mungkin terasa canggung atau kurang nyaman karena rangkaian prosesnya yang sangat berbeda dari proses inovasi tradisional yang linear dan berdasarkan perencanaan detil. Pertama-tama bisa terasa berantakan karena banyak ketidakpastian, tetapi akhirnya pengguna Design Thinking mengakui bahwa rangkaian prosesnya masuk akal dan mampu mencapai hasil yang diinginkan. Lebih luas dari itu, perusahaan juga merasakan berbagai manfaat dari penggunaan Design Thinking dari perusahaan, baik yang finansial mau pun non-finansial.

man starring the MVP of innovation with design thinking

Bicara soal keuntungan finansial, banyak riset menunjukan bahwa Design Thinking mampu meningkatkan pengembalian investasi inovasi perusahaan. Dalam sebuah artikel Forbes, perusahaan riset Forrester mengamati bahwa perusahaan-perusahaan yang sudah matang dalam mempraktikan Design Thinking mampu mencapai pengembalian investasi sebesar 71% sampai 107% secara konsisten. Bagaimana Design Thinking bisa meningkatkan pengembalian investasi? Secara sederhananya, pertama Design Thinking mampu menurunkan biaya investasi dalam berinovasi, kedua mampu meningkatkan kesuksesan inovasi yang dihasilkan. Terkait biaya investasi, yang sebenarnya Design Thinking turunkan adalah risiko dan biaya kegagalan. Design Thinking mencegah kita untuk berinvestasi tinggi terhadap suatu solusi ketika ketidak pastian atau risikonya masih tinggi.

Lantas pada iterasi-iterasi awal kita cukup membuat prototype yang tidak mahal dan melakukan testing sederhana, karena tujuannya masih untuk mendapatkan pembelajaran mengenai customer. Setelah beberapa kali iterasi dan risiko ketidakpastian sudah menurun, baru kita berani berinvestasi lebih tinggi karena kemungkinan akan harus berubah solusinya juga sudah menurun, sehingga biaya investasinya lebih terkontrol. Selain itu, karena solusinya sudah diuji cobakan beberapa kali dengan customer, kemungkinan inovasinya sukses diadopsi customer juga otomatis meningkat dan lebih tervalidasi. Akhirnya pengembalian investasinya jauh lebih tinggi dibanding proses inovasi tradisional yang mana biaya investasinya tidak disesuaikan dengan level risiko dan kemungkinan suksesnya lebih didasarkan asumsi.


Kalau dari aspek non-finansial, perusahaan juga mendapatkan banyak keuntungan dengan mengimplementasikan Design Thinking. Peneliti dari University of Virginia pernah melakukan riset kualitatif terkait dampak implementasi Design Thinking terhadap karyawan dalam organisasi, dan salah satu dampak positif yang ditemukan adalah peningkatan engagement karyawan terhadap kesuksesan organisasi. Peningkatan engagement ini dikarenakan praktik-praktik Design Thinking yang membuat karyawan lebih dekat dengan customer dan kualitas kerjasama antara karyawan, termasuk yang lintas fungsi, lebih baik. Apa saja contoh praktik-praktik tersebut?

Contoh pertama, praktik melibatkan customer saat Empathize dan Testing meningkatkan rasa kepedulian emosional karyawan terhadap customer dan juga menyamakan persepsi antara karyawan terkait apa yang paling penting bagi customer. Contoh kedua, praktik pembentukan tim yang heterogen. Praktik ini meningkatkan keselerasan antara fungsi-fungsi yang berbeda sehingga mengurangi mentalitas silo dan memperkuat keterbukaan untuk berkolaborasi lintas fungsi. Satu contoh lagi, adalah praktik diskusi-diskusi yang terstruktur dan terarah sehingga membuat karyawan lebih nyaman untuk berinovasi bersama; misalnya di tahap awal tim bersama-sama fokus pada masalah tanpa langsung mendebatkan solusi, saat diskusi ideasi setiap anggota tim diminta berkontribusi ide, dan pembuatan keputusan terkait solusi dilakukan secara adil melalui prototype dan testing. Kesimpulannya, manfaat Design Thinking bukan hanya melekat pada hasil inovasinya tetapi proses Design Thinking sendiri juga bisa membuat karyawan lebih engaged untuk berinovasi bersama demi kebaikan customer dan organisasi.



Recent Posts

See All
bottom of page