Perusahaan yang hampir berumur 3 abad, yaitu PT. Pos Indonesia sedang bertransformasi setelah mati suri cukup lama, PT. Pos Indonesia menolak punah dan serius berbenah di bawah kepimpinan Pak Faizal Djumadi meluncurkan Qpos, Pospay, Pos Bloc serta kembali re-focusing Post Log.
Dengan misi menjadi Top 3 penyedia layanan kurir di Indonesia dan hanya dalam waktu 7 bulan setelah pengangkatannya, Pak Faizal berhasil meraih Best CEO Driving Transformation 2021. Kira-kira Apa saja ya yang beliau lakukan? Apa strategi pemenangan PT. Pos Indonesia atas JNE, J&T, Si Cepat? Dan apa saja tantangannya?
Pada 9 Juli lalu, Corporate Innovation Asia (CIAS) mengundang Pak Faizal dalam acara Corporate Innovators Forum (CIFO), dimana acara ini adalah sesi sharing bagi praktisi dan pemimpin senior HC/HR dan Innovation & Transformation untuk belajar dari para ahli dan profesional di bidang transformasi perusahaan, agile innovation & pemberdayaan karyawan.
Pada kesempatan itulah, Pak Faizal membeberkan banyak hal diantaranya; Apa saja yang beliau lakukan? Apa strategi bisnis pemenangan PT. Pos Indonesia atas JNE, J&T, Si Cepat? Dan apa saja tantangannya? Yuk, simak Bersama-sama di artikel berikut ini.
Selama belasan tahun, Pos Indonesia menjadi andalan dalam menjalin komunikasi. Pak Pos sang pembawa berita yang tidak pernah gagal mengantarkan surat kepangkuan banyak orang, hingga kemudian teknologi email semakin popular, media sosial bermunculan, bertukar pesan lewat WhatsApp menjadi keseharian. Seketika itu pula, motor Pak Pos tak pernah lagi berkunjung.
Namun demikian, bukan berarti Pak Pos tidak mempunyai kerjaan, pertumbuhan bisnis ekspedisi membuat Pak Pos berubah menjadi jasa pengantar, kemudian perusahaan-perusahaan ekspedisi baru bermunculan seperti; TIKI, JNE, Wahana, J&T, Si Cepat. Dan mereka semua menunggangi bisnis e-commerce yang tumbuh 150% dalam 3 tahun, pangsa pasar espedisi pun ikut tumbuh 15% per tahun. Tapi sayangnya, PT. Pos gagal menangkap peluang-peluang tersebut, sedangkan para pesaingnya dengan cepat memakan pasar yang semakin hari semakin menggiurkan dan tertinggal jauh dari pemain-pemain lainnya.
Pada bulan September 2020, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Pak Faizal Djoemadi yang sebelumnya menjabat sebagai Chief of Digital Bussiness & Innovation di Telkom Indonesia menjadi CEO PT. Pos Indonesia. Di bawah kepemimpinan beliau, ada 4 area layanan yang jadi andalan, yaitu; Layanan Kurir, Layanan Logistik, Layanan Finansial & Properti. Lalu, apa saja yang ditawarkan PT. Pos pada masing-masing layanan tersebut? Apa unique value proposition PT. Pos yang memberinya keunggulan untuk bisa menang? Dan apa strategi yang digunakan untuk memenangkan pasar?
Layanan yang PT. Pos Indonesia Tawarkan untuk Masyarakat
Layanan Kurir
PT. Pos Indonesia menawarkan layanan kurir dengan model bisnis baru, yaitu menyediakan layanan antar barang dan dokumen. Selain itu, PT. Pos Indonesia juga tetap beroperasi pada hari sabtu dan minggu, serta ada beberapa kantor pos yang beroperasi 24 jam dan kabar gembiranya PT. Pos mengadakan program gratis ongkir serta 1000 agen pos di berbagai pondok pesantren.
Layanan Logistik
POS LOG berdiri sejak tahun 2009, menjadi pemain lama namun pertumbuhan perusahaan sangat lambat dan hanya menjadi pemain pinggiran, membuat Pak Faizal dan tim re-focusing layanan logistic PT. Pos. Ada 3 program transformasi yang dilakukan yaitu; Supply Chain (Transporting & Warehousing), Domestic Project & International Cargo Project.
Layanan Finansial
Jika dahulu layanan finansial PT. Pos Indonesia melakukan transaksi secara analog, di kantor pos dan agen pos, dan dengan seiringnya zaman PT. Pos bertransformasi secara digital mengeluarkan aplikasi Bernama Pospay, yang mana Pak Faizal juga menargetkan 200.000 agen Pos Pay.
Property Transformation
PT. Pos Indonesia dalam waktu dekat akan membuat Pos Bloc Jakarta sebagai creative hub. Selain di Jakarta, Pos Bloc juga akan hadir di Medan & Surabaya dengan konsep Gedung nuansa 90-an.
Unique Value Proposition PT. Pos Indonesia
Jika berbicara unique value proposition, PT. Pos Indonesia yakin layanan finansial yang diberikan bisa menarik seluruh warga Indonesia. Dengan keunggulan memiliki kantor fisik ribuan di berbagai daerah serta memiliki banyak agen pos di Indonesia, diperkuat juga dengan data yang didapat bahwa rata-rata transaksi jual beli yang dilakukan secara tunai per hari di Indonesia mencapai angka 50 Triliun. Sedangkan, dalam satu tahun transaksi jual beli di Indonesia mencapai 15.000 Triliun. Menariknya lagi, menurut statistik yang beliau dapatkan bahwa 40% dari pengguna smartphone tidak memiliki akun bank. Hal inilah yang membuat PT. Pos tetap optimis bisa memberikan pelayanan terbaik di antara pesaing lainnya di bidang finansial.
Strategi PT. Pos Indonesia Memenangkan Pasar
Strategi yang akan dilakukan PT. Pos untuk memenangkan pasar, yaitu dengan menargetkan pasar yang berbeda. Seperti di bagian pelayanan, PT. Pos menargetkan orang-orang yang belum memiliki akun bank, kaum millennial yang tinggal di pedesaan. Sedangkan untuk pelayanan kurir, PT. Pos selalu mengupayakan juga bisa bermain dengan para pesaingnya di banyak market place dengan cara menjadikan para seller di market place agen pos. Bukan hanya itu, PT. Pos juga mulai bermain aktif di social media dengan berbagai campaign untuk menarik para buyer.
Itulah pemaparan Pak Faizal saat menghadiri acara Corporate Innovators Forum, dan ternyata tantangan yang paling besar dihadapi Ketika bertransformasi adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Pada artikel berikutnya, kita akan bahas tuntas mengenai SDM di PT. Pos Indonesia.
Comments