Bagi teman-teman leader, mungkin tidak jarang untuk beberapa kali didatangi HR dan diminta mendukung program budaya di perusahaan Anda. Pertanyaannya, berapa banyak dari Anda siap support dengan senang hati? Lalu berapa banyak dari Anda yang siap support benar-benar memahami peran seorang leader dalam upaya pembinaan budaya? Mungkin belum banyak, dan HR pun belum tentu menjelaskannya secara mendalam. Hal ini sangat disayangkan, karena peran Anda sebagai leader di level apapun, sangat kunci dalam upaya membangun budaya.
Apa yang pertama muncul di pikiran Anda terkait peran leader dalam upaya membangun budaya inovasi? Yang mungkin sering Anda dengar adalah bahwa leader harus menjadi ‘role model’ agar anggota tim pelan-pelan mengikuti pola perilaku kita dalam bekerja. Hal ini tidak salah, tetapi apakah cukup? Tentu tidak. Leader harus bermain peran yang lebih aktif lagi.
Menurut Alexander Osterwalder, bisa dibilang ada 3 pilar yang harus dibangun dan dijaga untuk menunjang pembinaan budaya inovasi, dan para leader memiliki peran dalam pemeliharaannya. 3 pilar tersebut adalah Leadership Support, Organizational Design, dan Innovation Practice. Namun, kali ini kita akan membahas 2 pilar saja di mana peran leader sangat kunci.
Dukungan yang eksplisit dan jelas terlihat dari para leader, terutama Senior Leader. Namun yang dimaksud support di sini bukan sekadar dukungan moral, seperti memberikan encouragement untuk inovasi saat Townhall meeting, tetapi seberapa para leader membuat ‘ruang’ untuk inovasi dalam agenda leadership mereka secara intensional dan terlihat. Contohnya dalam hal strategi, seberapa jelas bahwa inovasi memiliki porsi yang cukup dalam strategi perusahaan atau departemen Anda.
Dan lebih dalam lagi, seberapa jelas mau fokus di area mana inovasinya. Dengan strategi inovasi yang lebih dieksplisitkan, tentunya karyawan akan merasa lebih termotivasi untuk berinovasi. Contoh lainnya adalah dalam hal sumber daya, seberapa senior leader mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk inovasi sehingga karyawan tidak harus berdarah-darah dalam meminta budget, manpower, atau waktu untuk melakukan projek inovasi. Jadi bila teman-teman perhatikan, support seperti ini sangat mempermudah karyawan untuk mempraktikan budaya inovasi karena adanya arahan yang jelas dan sumber daya yang didedikasikan. Tanpa adanya Leadership Support seperti ini dari Anda sebagai leader, tim Anda akan segan berinovasi dan budaya inovasi akan sulit terbangun.
Katakanlah tim Anda sudah semangat dan ‘mau’ untuk segera mempraktikkan budaya inovasi, tetapi seberapa mereka ‘mampu’? Jadi pillar ini berkaitan dengan capability atau kemampuan karyawan untuk mempraktikan inovasi secara baik dan benar sehingga budaya inovasi yang terbentuk mampu membuahkan hasil yang optimal. Apakah berarti Anda sebagai leader harus melatih karyawan cara berinovasi? Jangan takut, belum tentu. Karena pastinya banyak pihak yang akan terlibat untuk membangun capability berinovasi karyawan, dan tidak jarang juga untuk HR melibatkan konsultan dalam proses pembinaan budaya inovasi. Kemungkinan besar Anda dan tim Anda akan diberikan training inovasi, seperti Design Thinking, atau bisa juga ada praktik atau proses inovasi baru yang diterapkan, seperti Agile Innovation.
Sebagai leader, Anda memiliki peran kritikal dalam memfasilitasi tim Anda agar mereka terus mengimplementasikan capability inovasi yang berusaha dibangun. Karena percuma saja bila HR memberikan banyak pembekalan inovasi kepada tim Anda, tetapi Anda tidak pernah memberikan mereka project untuk berlatih atau Anda selalu sibuk ketika mereka meminta bimbingan. Jadi tanpa Anda memfasilitasi Innovation Practice, tim akan sulit untuk mengembangkan kapabilitas inovasi yang dibutuhkan untuk mempraktikan budaya inovasi sesuai yang diharapkan.
Jadi kesimpulannya, peran apa yang dimiliki leader dalam membangun budaya inovasi? Tentunya banyak, tetapi yang paling kritikal adalah memberikan Leadership Support dan memfasilitasi Innovation Practice.
Baca juga: